all about dhon don

Senin, 17 Januari 2011

Warga Indonesia Takut Meapresiasikan Pendapatnya Secara Individu.

Semua orang punya hak untuk berpendapat, bahkan dari kita duduk dibangku sekolah dasar, kita sudah diajarkan untuk berpendapat $ menyela apa yang menurut kita salah. Jawaban guru kita yang salah bisa kita ubah dengan berpendapat. Tetapi mengapa sekarang warga Indonesia takut untuk berpendapat dengan apa yang menurut mereka salah, baik secara tatap muka atau secara langsug dan melalui media lain. Ini dibuktikan dengan sedikitnya warga Indonesia yang berani meapresiasikan yang menurut mereka salah & harus dibenarkan. Apalagi setelah banyaknya kasus yang hanya meapresiasikan kekesalan karena satu pihak salah, sehingga harus berhubungan dengan hukum. Warga Indonesia mempunyai hak untuk berpendapat mengenai kerugiannya atau kesalahan satu pihak bukan? Mengapa sekarang banyak Masyarakat yang bungkam. Karena takut untuk ganti rugi? karena takut hukum menuntut kita? atau karena takut masuk penjara cuma gara - gara sepele? jawaban dari semua itu adalah IYA. Warga Indonesia takut kalau mereka cuma meapresiasikan kekesalannya lewat tulisan dan lewat omongan tanpa kekerasan malah akan lebih parah hukumanya. Cuma gara - gara satu masalah sepela yang berkaitan dengan PENCEMARAN NAMA BAIK. Bukannya itu bisa kita bicarakan secara kekeluargaan. Karena tidak ada kejelasan mengenai hukum atas Pencemaran Nama Baik ini banyak juga warga Indonesia yang seenaknya mengambil tindakan sendiri untuk menghukum individu yang meapresiasikan pendapatnya.


Jujur saja untuk menulis tulisan saya diblog ssja, saya harus pilih kata yang tepat supaya tidak ada individu, kelompok, perusahaan,dll yang merasa nama baiknya tercemar. Bisa - bisa keluarga saya jatuh miskin & mungkin hutang sana sini untuk mengeluarkan saya dari masalah atau bahkan masuk penjara cuma gara - gara satu kata saya yang salah tertulis di blog ini. Sebenarnya harus ada yang melindungi hak masyarakat untuk berpendapat & membela mereka untuk masalah yang memang mereka tidak salah. Tapi mau bagaimana lagi, kalau sampai masyarakat di bebaskan untuk berpendapat juga, banyak mafia di Indonesia ini menjadi mati kutu dan menyesal telah membuat persetujuan dengan membebaskan warga Indonesia berpendapat. Bukan begitu? Selama meapresiasikan secara individu tidak dibebaskan yah jalan satu - satunya untuk meapresiasikan pendapat masyarakat adalah dengan cara berdemo, karena orang tidak akan mengenali kita satu persatu bukan. Jadi jangan salahkan masyarakat yang berdemo karena mereka takut dirugikan secara individu, lebih baik dirugikan bersama - sama bukan.

Senin, 17 Januari 2011

Warga Indonesia Takut Meapresiasikan Pendapatnya Secara Individu.

Semua orang punya hak untuk berpendapat, bahkan dari kita duduk dibangku sekolah dasar, kita sudah diajarkan untuk berpendapat $ menyela apa yang menurut kita salah. Jawaban guru kita yang salah bisa kita ubah dengan berpendapat. Tetapi mengapa sekarang warga Indonesia takut untuk berpendapat dengan apa yang menurut mereka salah, baik secara tatap muka atau secara langsug dan melalui media lain. Ini dibuktikan dengan sedikitnya warga Indonesia yang berani meapresiasikan yang menurut mereka salah & harus dibenarkan. Apalagi setelah banyaknya kasus yang hanya meapresiasikan kekesalan karena satu pihak salah, sehingga harus berhubungan dengan hukum. Warga Indonesia mempunyai hak untuk berpendapat mengenai kerugiannya atau kesalahan satu pihak bukan? Mengapa sekarang banyak Masyarakat yang bungkam. Karena takut untuk ganti rugi? karena takut hukum menuntut kita? atau karena takut masuk penjara cuma gara - gara sepele? jawaban dari semua itu adalah IYA. Warga Indonesia takut kalau mereka cuma meapresiasikan kekesalannya lewat tulisan dan lewat omongan tanpa kekerasan malah akan lebih parah hukumanya. Cuma gara - gara satu masalah sepela yang berkaitan dengan PENCEMARAN NAMA BAIK. Bukannya itu bisa kita bicarakan secara kekeluargaan. Karena tidak ada kejelasan mengenai hukum atas Pencemaran Nama Baik ini banyak juga warga Indonesia yang seenaknya mengambil tindakan sendiri untuk menghukum individu yang meapresiasikan pendapatnya.


Jujur saja untuk menulis tulisan saya diblog ssja, saya harus pilih kata yang tepat supaya tidak ada individu, kelompok, perusahaan,dll yang merasa nama baiknya tercemar. Bisa - bisa keluarga saya jatuh miskin & mungkin hutang sana sini untuk mengeluarkan saya dari masalah atau bahkan masuk penjara cuma gara - gara satu kata saya yang salah tertulis di blog ini. Sebenarnya harus ada yang melindungi hak masyarakat untuk berpendapat & membela mereka untuk masalah yang memang mereka tidak salah. Tapi mau bagaimana lagi, kalau sampai masyarakat di bebaskan untuk berpendapat juga, banyak mafia di Indonesia ini menjadi mati kutu dan menyesal telah membuat persetujuan dengan membebaskan warga Indonesia berpendapat. Bukan begitu? Selama meapresiasikan secara individu tidak dibebaskan yah jalan satu - satunya untuk meapresiasikan pendapat masyarakat adalah dengan cara berdemo, karena orang tidak akan mengenali kita satu persatu bukan. Jadi jangan salahkan masyarakat yang berdemo karena mereka takut dirugikan secara individu, lebih baik dirugikan bersama - sama bukan.