Jurnal 1
Konseling Online Sebagai Salah Satu Bentuk
Pelayanan E-konseling
Ifdil
Hasil dan Pembahasan
Istilah konseling online merupakan dua kata yaitu kata ”konseling
(Inggris) dan kata ”online”.
proses pemberian bantuan yang
dilakukan melalui wawancara
konseling oleh seorang
ahli (konselor) kepada individu yang
sedang mengalami sesuatu
masalah (disebut klien) yang
bermuara pada teratasinya masalah
yang dihadapi klien”. Sedangkan kata
online jaringan
(seperti Internet) dan
siap untuk digunakan
(atau digunakan oleh) komputer atau
perangkat lain. (Business Dictionary,
2011). atau keadaan saat sesuatu terhubung ke dalam suatu jaringan atau
sistem (umumya istilah konseling online dapat dimaknai secara sederhana
yaitu proses konseling yang dilakuk jaringan sebagai penghubung antara konselor
dengan kliennya. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh (Amani, 2007)
Konseling Online adalah konseling melalui internet yang secara umum merujuk
pada profesi yang berkaitan dengan layanan kesehatan mental melalui teknologi
komunikasi internet. Lebih lanjut Fields (2011)
menyebutkan bahwa konseling online adalah layanan terapi yang relatif
baru. Konseling dikembangkan dengan
menggunakan teknologi komunikasi dari yang paling sederhana meng dengan
telp pc-to-pc sampai penggunaan dengan penggunaan webcam menggunakan komputer
dan internet. Haberstroh (2011) menjelaskan bahwa konseling online adalah klien
dan
konselor
berkomunikasi dengan menggunakan streaming video dan audio. Capill (tt).
komputer sehingga tercipta komunisi antara klien dengan Konselor.
Dari beberapa pendapat di atas dapat dipahami dan disimpulkan
bahwa konseling terhadap klien/konseli dilakukan dengan memanfaatkan teknologi
informasi, komputer.
PROSES KONSELING
ONLINE
Proses
konseling online selain ketrampilan dasar
konseling, sebagaimana yang dikemukan oleh Koutsonika (2009) : bukanlah merupakan sebuah proses yang simple. yang berbeda dan menantang penggunaan
teknologi, latar belakang pendidikan manajemen.
Selain apa yang dikemukan di atas, secara spesifik penyedia konseling online
secara rinci biasanya memberikan tata cara
dalam melakukan proses konseling online. Namun pada pembahasan artikel ini
penulis memberikan gambaran umum proses
konseling online. online bukanlah sebuah proses yang sederhana. Diperlukan
kemampuan pendukung lain selain ketrampilan dasar konseling, sebagaimana yang
dikemukan oleh Koutsonika (2009) :bukanlah merupakan sebuah proses yang simple.
Sebaliknya sebuah proses yang kompleks yang memiliki karakteristik tersendiri.
Kemudian berkenaan dengan, latar belakang pendidikan dan keterampilan, masalah
apa yang dikemukan di atas, secara spesifik penyedia konseling online secara
rinci biasanya memberikan tata cara dalam
melakukan proses konseling online. Namun pada pembahasan artikel ini penulis
memberikan gambaran umum proses konseling online.
bukanlah sebuah proses yang sederhana. Diperlukan kemampuan pendukung lain
selain ketrampilan dasar konseling, sebagaimana yang
dikemukan oleh Koutsonika (2009) : Konseling
online kompleks dengan sejumlah isu
berkenaan
dengan etika, masalah hukum, bisnis dan masalah apa yang dikemukan di atas,
secara spesifik penyedia konseling online secara rinci biasanya memberikan tata
cara dalam melakukan proses konseling online. Namun pada pembahasan artikel ini
penulis.
Tahap
Konseling online
1.
Tahap I (Persiapan)
Tahap
persiapan mencakup aspek teknis penggunaan perangkat keras Tahap persiapan mencakup
aspek teknis penggunaan perangkat keras (hardware) mendukung penyelenggaraan konseling online. Seperti
perangkat komputer/laptop yang (software), yang mendukung
penyelenggaraan konseling online. Seperti perangkat komputer/laptop yang dapat terkoneksi
dengan internet/Ethernet, headset, mic, webcam dan sebagainya. Perangkat lunak
yaitu program-program yang mendukung dan akan
digunakan, konselor dalam hal ketrampilan,
kelayakan akademik, penilaian secara etik dan hukum, kesusuaian isu yang
akan dibahas, serta tata kelola. dapat terkoneksi dengan internet/Ethernet, headset, mic,
webcam dan sebagainya. Perangkat lunak yaitu program
yang mendukung dan akan digunakan, account dan alamat email. Konselor dalam hal ketrampilan, kelayakan akademik, penilaian
secara etik dan hukum, kesusuaian isu yang akan
dibahas, serta tata kelola.
2. Tahap
II ( Proses Konseling)
Tahapan
konseling online tidak jauh berbeda dengan tahapan proses konseling Konseling) Tahapan konseling online tidak jauh berbeda dengan tahapan
proses konseling tahapan (Prayitno. 2004) yaitu terdiri atas lima tahap yakni
tahap, pengantaran, penjajagan, penafsiran, pembinaan
dan penilaian dan bersambung sesuai tahap dan
lebih terbuka untuk dimodifikasi akhir, juga penggunaan teknik tahapan (Prayitno. 2004) yaitu terdiri atas lima tahap
yakni tahap, pengantaran, penjajagan, penafsiran, pembinaan dan penilaian namun dalam pelaksanaannya
“kontinum fleksibel” dimana saling berhubungan dan
bersambung sesuai tahap dan lebih terbuka untuk dimodifikasi, mulai dari tahap
awal sampai tahap akhir, juga penggunaan
teknik-teknik umum dan khusus tidak secara penuh seperti penyelenggaraan
konseling secara langsung dibandingkan dengan
cara bentuk pemilihan teknik, pendekatan dan
ataupun terapi akan disesuaikan.
3. Tahap III ( Pasca Konseling)
Tahap
tiga yaitu tahap pasca proses konseling online.
Pada tahap ini merupakan lanjutan dari tahapan sebelumnya dimana setelah
dilakukan penilaian maka yang pertama (1) konseling akan ditandai dengan
kondisi klien yang KES (effective daily living- EDL) (2) Konseling akan
dilanjutkan ada sesi Face to Face-
FtF) (3) Konseling akan dilanjutkan pada sesi konseling online berikutnya dan
(4) klien akan direferal pada Konselor lain atau ahli lain. Seperti perangkat komputer/laptop
yang dapat terkoneksi dengan internet/Ethernet, headset, mic, webcam dan
sebagainya. Perangkat lunak yaitu
email.
Selain itu juga kesiapan Konselor dalam hal ketrampilan, kelayakan akademik,
penilaian secara etik dan hukum.Tahapan konseling online tidak jauh berbeda
dengan tahapan proses konseling face-to-face (FtF) tahapan (Prayitno. 2004) yaitu terdiri atas lima tahap
yakni tahap, pengantaran, penjajagan, penafsiran, inum fleksibel” dimana saling
berhubungan dengan nilai dari tahap awal sampai
tahap teknik umum dan khusus tidak secara penuh seperti penyelenggaraan
menekankan pada terentasnya masalah klien atau
terapi yang digunakan. Pada tahapan ini adalah masalah yang dihadapi oleh
klien.
Kekuatan Penelitian
Penelitian ini menjelaskan tahap – tahap
yang dilakukan dalam melakukan terapi secara jelas dan terperinci.
Kekurangan Penelitian
Tidak dijelaskan metodologi yang
digunakan dalam penelitian ini. Sehingga tidak diperoleh hasil yang maksimal.
Jurnal 2
PENGARUH
DAN EFEKTIFITAS COGNITIVE
BEHAVIORAL
THERAPY (CBT) BERBASIS KOMPUTER
TERHADAP
KLIEN CEMAS DAN DEPRESI
Zakiyah
Hasil dan Pembahasan
Hasil 4 penelitian yang dilakukan pada
klien dengan kecemasan fobia sosial dan obsesif kompulsif menunjukan CBT
berbasis komputer lebih baik dibandingkan pelaksanaan CBT melalui tatap muka
dan dukungan telepon. Hasil 4 penelitian yang dilakukan pada klien depresi,
menunjukkan lebih baik dibandingkan dengan kelompok klien yang tidak dilakukan
CBT berbasis komputer. Hasil penelitian yang dilakukan pada klien dengan
kecemasan dan/atau depresi, menunjukan bahwa kelompok klien yang menerima CBT
berbasis komputer lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol yang menerima
perawatan CBT biasa (Tranaeus, 2007).
Beberapa penelitian telah dilakukan oleh perawat jiwa di Indonesia dalam
menerapkan CBT pada pasien dengan gangguan jiwa, dan memberikan hasil yang
baik. Hasil penelitian Sasmita, (2007), CBT meningkatkan kemampuan kognitif dan
perilaku pasien dengan harga diri rendah secara signifikan. Hasil penelitian
Fauziah, (2009), bahwa CBT dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan perilaku
pasien skizofrenia dengan perilaku kekerasan. Hasil penelitian Wahyuni, (2010),
bahwa CBT dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan perilaku pasien dengan
halusinasi. Hasil penelitian Erwina, (2010), mendapatkan hasil bahwa CBT
meningkatkan kemampuan kognitif dan perilaku klien pasca gempa. Hasil
penelitian terbaru yang dilakukan Eyet, (2011), dengan menggabungkan dua terapi
CBT dan REBT (Remotive Emotional Behavior Therapy), dapat menurunkan tanda dan
gejala klien dengan perilaku kekerasan, harga diri rendah, dan mampu
meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, serta psikomotor klien. Hasil
penelitian Christensen et al, (2004); Proudfoot et. al., 2004; Wright et. al.,
2005; Hoffmann, (2006), menunjukkan bahwa pemberian CBT dan Psychoeducation
dengan menggunakan internet, efektif dalam menurunkan gejala depresi dan
kecemasan dan efektif dari segi biaya McCrone et. al.,(2004), dalam
Stuart,(2009:115). Cognitive Behavioral Therapy (CBT) Berbasis Komputer Perkembangan
teknologi sistem informasi di bidang kesehatan memungkinkan untuk
dikembangkannya proses Pengaruh dan Efektifitas Cognitive Behavioral Therapy
(CBT) Berbasis Komputer terhadap Klien Cemas dan Depresilayanan kesehatan
berbasis komputer. CBT berbasis komputer merupakan program terapi yang melibatkan
pengobatan berdasarkan manual CBT yang telah disesuaikan dengan format
komputerisasi. Pada beberapa kasus, terapi berbasis komputer meliputi beberapa
jenis kontak pribadi dengan terapis CBT yang mengikuti perkembangan pasien dan
selalu siap untuk menjawab pertanyaan, misalnya melalui e-mail, telepon, atau pertemuan
tatap muka yang sedikit terbatas. Beberapa program berbasis komputer hanya
melakukan kontak yang minimal dengan terapis CBT, sementara hal lainnya hanya
digunakan sebagai pelengkap yang diberikan oleh terapis. Pada CBT berbasis
komputer belum ditetapkan ukuran kelompok pasien gangguan kecemasan atau
depresi yang mungkin cocok untuk penerapan CBT berbasis komputer. Christensen,
Griffiths, dan Korten, (2002), telah mengembangkan situs resmi gratis tentang
CBT berbasis internet, yang dikenal dengan MoodGYM. Situs ini dirancang untuk
mengobati dan mencegah depresi pada orang muda. Situs ini tersedia untuk semua
pengguna internet, dan ditargetkan untuk orang-orang yang mungkin tidak
memiliki kontak resmi dengan bantuan layanan profesional. Situs ini terdiri
dari satu set dari 5 modul pelatihan kognitif perilaku, buku kerja pribadi
(berisi 29 latihan dan penilaian) untuk mencatat dan update tanggapan masing-masing
pengguna, sebuah permainan interaktif, dan bentuk evaluasi umpan balik. Modul
1; memperkenalkan situs “Characters” (pola model disfungsi pikiran) dan
menunjukkan bagaimana suasana hati dipengaruhi oleh pikiran, dengan menggunakan
diagram animasi dan latihan interaktif. Modul 2; menjelaskan jenis pikiran
disfungsional, metode untuk mengatasinya, dan memberikan penilaian diri dari
warpy pikiran (disfungsional). Modul 3; menyediakan metode untuk mengatasi
perilaku pikiran disfungsional, dan termasuk bagian pada ketegasan dan
pelatihan diri. Modul 4; menilai E-Journal WIDYA Kesehatan Dan Lingkungan 79
Volume 1 Nomor 1 Juni 2014 Zakiyah, 75 – 80 kejadian stress dalam kehidupan,
peristiwa yang menyenangkan, dan kegiatan, serta menyediakan 3 kaset relaksasi
yang dapat di download. Modul 5; meliputi pemecahan masalah sederhana dan
tanggapan yang khas terhadap berakhirnya hubungan. Buku kerja Latihan telah dipadukan
secara utuh pada masing-masing modul. Setiap modul dirancang menghabiskan waktu
sekitar 30 sampai 45 menit untuk diselesaikan, namun pengguna situs dapat
memilih untuk melewati bagian-bagian tertentu. Modul 1 memiliki sekitar 30
halaman, kebanyakan isinya adalah browser dukungan fitur interaktif (membuat halaman
tambahan) dan jendela pop-up tambahan. Modul 3 memiliki lebih dari 60 halaman,
namun pengguna situs diarahkan ke bagian tertentu tergantung hasil skor pada tes
sebelumnya sehingga tidak dapat mengakses semua halaman. Penilaian online
termasuk di dalamnya skala cemas dan depresi menurut Goldberg yang terdiri dari
9 item. Skala ini ideal untuk digunakan di internet karena singkat, diterima
dengan baik, keandalan dan validitas memuaskan.
Kelebihan Penelitian
Abstrak jelas, sehimgga dengan membaca abstraknya saja
pembaca dapat mengetahui hasil dari penelitian tersebut.
Kekurangan Penelitian
Tidak ada tujuan dan metodologi
penelitian yang lebih terperinci.
Jurnal 3
APLIKASI
PSIKOTES UNTUK MENGUKUR NILAI NILAI KEHIDUPAN DAN KEYAKINAN KARIR BERBASIS WEB
Hendri Christianto, Endi Putro
Hasil dan
Pembahasan
Bimbingan
karir atau sering disebut dengan
konseling karir atau bimbingan pekerjaan sejatinya adalah salah satu
bentuk upaya diri untuk memaksimalkan
pengembangan diri dari siswa ataupun seseorang yang membutuhkan bimbingan
sehingga mampu berkembang sesuai dengan kemampuan dan terarah menuju hal yang
diharapkan. Bimbingan karir adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam
memahami dan menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang
dunia kerja diluar dirinya, mempertemukan gambaran tentang dunia kerja diluar
dirinya, mempertemukan gambaran diri tersebut dengan dunia kerja itu untuk pada
akhirnya dapat memilih bidang pekerjaan dan membina karir dalam bidang
tersebut.
Pada penelitian ini, aplikasi psikotes,
berbasis website diterapkan kepada client yang mencoba mengikuti tes
adaptabilitas karir. Dari analisis yang telah dilakukan pada perancangan dan
implementasi aplikasi psikotes berbasis website dengan melakukan uji coba,
dapat diambil kesimpulan bahwa aplikasi psikotes berbasis website dapat
membantu seorang konselor dalam hal :
·
Tes psikologi yang dilakukan tidak terbatas ruang dan waktu. Dimanapun
dan kapanpun, sepanjang client telah terdaftar oleh admin dapat melakukan tes
psikologi.
·
Perhitungan matematis dilakukan oleh aplikasi, hasilnya disimpan dalam
bentuk file per client.
Kelebihan
penelitian :
Penelitian
menggunakan konsep yang matang.
Kekurangan
Penelitian :
Abstrak
kurang mewakilkan penelitian dan tidak adanya metodologi penelitian.
Sumber
: file:///C:/Users/user/Downloads/813-1476-1-SM.pdf